twitter facebook instagram pinterest linkedin

Sky Cantiki

Menulis untuk hidup

Tak bisa dipungkiri bahwa hidup dimulai dari sebuah nama yaitu ‘terbiasa’. Dari hal-hal kecil yang sering dilakukan setiap hari hingga menjadi sebuah kebiasaan. Seperti terbiasa sarapan di pagi hari, terbiasa berjalan kaki, terbiasa makan menggunakan sendok atau hal lain yang tidak pernah kau sadari. Dari hal kecil pasti akan tumbuh sesuatu yang besar. Ya, itu sudah mutlak. Seperti terbiasa berbicara baik dan bergaul dengan teman yang baik. Maka, perilakumu pun akan terbawa baik.

Seperti terbiasa bersama dia, dia yang kau kasihi. Terbiasa menghabiskan waktu dengannya hingga kau tak mampu melepas dia. Terbiasa mengeluh kepadanya hingga kau tak terarah jika tanpanya. Terbiasa memeluknya hingga kau selalu merasa sepi ketika ia tak ada di sampingmu. Terbiasa bercanda tawa dengannya hingga kau merasa kosong jika tak bersama dia. Terbiasa berjalan berdampingan berdua hingga kesedihan menerpamu saat kau berjalan sendiri tanpa seorang pun di sisi. Terbiasa chatting dengannya hingga kau merasa gelisah ketika tak ada greeting darinya. Terbiasa menatapnya hingga kau selalu mencarinya di muka umum. Terbiasa bercerita dengannya tentang apa pun yang terjadi denganmu hingga kau tak tahu lagi harus bercerita dengan siapa ketika telingannya tak sanggup mendengar semua cerita-ceritamu.

Sungguh, keterikatan ‘terbiasa’ sangat membekas di hidup setiap orang. Apa yang telah menjadi kebiasaan sulit untuk dihilangkan. Seperti menghilangkannya dari hati dan hidupmu. Namun, terkadang banyak sekali yang mengharuskan semuanya dihilangkan. Banyak sekali latar belakang yang mengharuskanmu mengganti kebiasaan itu. Entah objek atau pun subjeknya.

Lagi-lagi hidup adalah terbiasa. Jika sesuatu itu mengharuskanmu menghilangkan kebiasaan itu, maka kau harus membiasakan dirimu tanpa dia. Membiasakan hidupmu yang dulu penuh tentangnya kini tidak sama sekali ada tentangnya. Membiasakan harimu yang dulu berwarna karenanya kini kau harus membiasakan harimu gelap tanpanya. Kau harus membiasakan dirimu tanpa dirinya, tanpa tentangnya, tanpa senyumnya, tanpa suaranya, tanpa cerita hidupnya, tanpa bayangan masalalu dengannya, tanpa bayangan wajahnya, tanpa tulisan darinya, tanpa canda tawanya, tanpa pelukannya, tanpa dia dan harus bisa.

Kebiasaan itu akan muncul jika kau tanpa sengaja telah menggantinya dengan sosok yang baru. Percaya atau tidak, hatimu dengan cepat menjawab iya.



Hai masa lalu...
Tidak, aku hanya ingin menyapa. Berdebukah kau? Maaf aku semakin jarang mengunjungimu. Aku disibukkan dengan masa kini dan impian masa depan. Tenang saja, aku takkan melupakanmu. Aku hanya mungkin akan jarang menengokmu.

Hai masa lalu...
Aku hanya ingin menyapa. Terimakasih pernah ada. Terimakasih pernah menjadi bagian perjalananku. Sedih pun bahagia kisahmu menjadi penguat langkahku di masa kini. Bukankah masa kini adalah hasil rentetan perjalanan masa lalu? Maka itu aku berterimakasih.

Hai masa lalu...
Aku pernah jatuh, aku pernah sakit hati. Tapi sudah kusimpan semua cerita dalam sebuah kotak kenangan, yang kunamakan masa lalu. Ya kamu. Ruangmu mungkin kini gelap, aku pasti akan sering kembali melihat ruangmu, namun hanya sebentar. Aku takkan lama-lama, sekedar melihat lagi seperti apa jalan yang kulalui dulu agar aku bisa belajar lagi jika saja masa kiniku aku lupa atau mungkin lalai menjaga langkah.

Hai masa lalu...
Lihatlah aku bagaimana aku di masa kiniku? Bagaimana menurutmu? Semoga kau bangga. Sebab apa pun yang kucapai adalah karena semua pelajaran di masa lalu begitu membekas dan mampu membentukku.

Hai masa lalu...
Mari berdamai. Aku akan belajar mendewasa. Menjadi lebih tangguh di masa kini sebagai penguat langkahku dan pemantap kisahku di masa depan.
Semoga...


(Herlina Ummu Raqil)



Pada akhirnya, kini semuanya menjauh. Apa yang dulu dekat kini sangat jauh karena jarak begitu tebal memisahkan... Memori ingatanmu pun begitu kecil hingga tak mampu mengingat kembali tentang kita. Kamu bukannya tidak mampu, tapi kamu tidak mau.. Biarlah sakit ini yang menemaniku, biarlah kenangan itu yang menjadi bayanganmu. Usah kau pikirkan bagaimana aku tanpamu. Biar ku simpan semua kenangan kita, ucapan manismu, janji-janji yang telah kau ingkari di dalam kardus usang di mana aku menyimpan semua kesakitanku di sana. Hanya aku yang tahu bagaimana sakitnya, hanya aku yang tahu bagaimana hatiku menderita. Sangat menderita..

Biar ku kubur dalam-dalam diriku yang dulu. Diri yang kau benci, diri yang tak mau kau ingat lagi. Aku hanyalah seperti kotak pandora yang tidak boleh dibuka. Aku hanya pecahan kecil dari masa lalumu yang begitu menyesatkan. Aku seperti noda hitam di hidupmu. Begitu jauh kau buang, seperti sampah yang tidak akan kau pungut kembali. Aku tidak akan membencimu, aku tidak akan membalas kekejamanmu, rasa ini masih akan selalu tersimpan untukmu.. Panggillah aku 'si bodoh' yang selalu menyayangimu walau pencampakanmu begitu sakit ku rasa.. Namun, itu belum mampu menghapus semua kenangan indah yang kau buat. Aku akan selalu menanti.. Menanti kehadiranmu lagi di hidupku. Walau.. Itu hanya menjadi harapku.

Aku akan lahir kembali dengan segala pembaharuan di hidupku. Tak peduli kamu akan berkata apa dan menganggap apa. Tak peduli pula jika ada yang mengatakan jika aku berubah. Justru itu lebih baik. Lebih baik aku menjadi baru dan bisa merelakanmu pergi jauh dari hidupku. Aku salah, kita bukanlah magnet. Kita hanyalah dua siluet yang saling berdekatan walau diri kita jauh. Aku menyadarinya ketika kamu bilang, aku tidak pernah ada di dalam hidupmu. Penganggapan yang sangat luar biasa menyakitkan.

Jika jemari ini tidak lagi bisa menggenggam tanganmu, jika tubuh ini tidak lagi bisa kamu lihat, jika mata ini tidak lagi bisa kamu tatap untuk kesekian kalinya, aku memohon maaf. Itu bertanda bahwa aku benar-benar lelah. Benar-benar tidak bisa menantimu lagi.. Aku akan menutup hatiku yang lama dan akan membuka hatiku yang baru..

Aku lemah, sangat lemah jika harus mengingatmu. Maka, aku lebih baik ikuti jejakmu yang melupakanku.. Tapi kamu perlu tahu, bagiku, melupakanmu adalah hal tersulit. Semakin ku mencoba melupakanmu, bayangan di mana ketika kita bersama, bercanda tawa, saling meledek, justru semakin nyata di otakku dan semakin membuatku pilu.

Aku tidak pernah mau membencimu, karena mungkin ini semua telah tersurat di buku tebal yang bernama takdir. Aku harus belajar menerimanya, aku harus belajar tak menentangnya.. Karena aku percaya kamu telah diberikan seseorang yang lebih baik, begitupun aku..

Kini, lepaskan aku, dan aku pun telah melepaskanmu. Aku telah merelakanmu pergi, aku telah siap untuk jauh darimu, aku telah siap kehilanganmu..


Pria dewasa yang selalu ingin anaknya bahagia. Pria dewasa yang tidak ingin menyakiti anak perempuannya. Pria dewasa yang selalu terlihat tegar dan kokoh di depan anak-anaknya. Pria dewasa yang selalu memberi apa yang bisa ia beri untuk anaknya. Pria dewasa yang selalu menjadi payung dikala hujan, menjadi kuda-kudaan untuk membuat anaknya tertawa bahagia, menjadi tukang ojek gratis yang siap sedia, selalu mengerti keadaan hati anaknya, mendukung apa pun hobi anaknya, menjadi pria nomor satu di hati anak perempuannya. Dan satu hal yang begitu menonjol dari sang ayah, yaitu ‘pengorbanan’.

Ayah.. begitu banyak peran yang dilakukannya. Tujuannya hanya satu, “membuat anak-anaknya bahagia.” Mungkin yang aku tangkap dari semua peran ayah adalah itu. Itu yang paling tepat menggambarkan tujuannya sebagai seorang ayah. Pernahkah kalian melihat tetesan air mata jatuh di pipi sang ayah? Pernahkah kalian diperlakukan kasar oleh sang ayah? Pernahkah kalian membuat hati sang ayah begitu hancur karenamu? Pernahkah kalian mengucap maaf? Pernahkah kalian menjadikan ayah istimewa di hati kalian? Pernahkah kalian menjaga jarak dengan ayah?

Manusia satu ini penuh dengan berbagai cara untuk membuat anaknya yang menangis menjadi tidak menangis lagi. Ayah tahu betul bagaimana cara mengatasinya, bagaimana sikap dan sifat anak-anaknya, walau pun ia jarang berada di rumah. Ayah lebih peka jika seorang anaknya mengalami perubahan entah itu apa, ia pasti merasakannya. Ayah selalu memberikan solusi terbaik, memberikan pengarahan terbaik dengan kata-kata bijak yang terlontar dari bibirnya, ayah selalu mendukung apa pun minat dan hobi anak-anaknya.

Kerja keras seorang ayah tidak tergantikan oleh apa pun. Banting tulang demi menafkahi istri dan anak-anaknya. Tidak pernah meminta balasan apa pun, melihat anaknya bahagia dan sukses itu pun salah satu kebahagian untuknya. “Lakukanlah selama itu yang kamu suka, selagi bermanfaat dan itu yang terbaik.” Kalimat itu yang terlontar saat kamu meminta saran akan kemana kamu melanjutkan pendidikan. Tapi ayah selalu mendukungmu dan tidak ada satu kata pun yang menjurus untuk melarangmu.

Anak perempuan kebanyakan lebih dekat dengan ayahnya, itu karena mereka berpikir setidaknya ada satu pria yang tidak akan menyakitinya dan selalu menjaganya, yaitu ayah. Pria baik hati yang selalu menjaga sang putri dimana pun ia berada. Bercanda tawa dengan gadis remajanya yang pernah dibilang oleh orang-orang sebagai istrinya. Biasanya anak perempuan kesayangan ayah selalu mempunyai hobi yang sama dengan ayahnya. Seperti bangun dini hari untuk menonton sepak bola kebanggaan masing-masing. Atau seperti ikut ayah ke gor untuk bermain bulutangkis bersama, atau mungkin balap sepeda dengannya. Ayah rela bangun pagi untuk mengantarkan anaknya ke sekolah walau baru tadi malam ia pulang kerja. Ayah rela mengantar anaknya kemana pun ia mau. Jalan jauh pun ia tempuh demi melihat lengkungan senyum di bibir anak-anaknya.

Tapi, apakah kamu bisa bayangkan jika ayah tak lagi di sisimu? Atau ayahmu membagi waktu dengan anak orang lain yang ia kasihi? Atau pergi meninggalkan semua kenangan yang amat indah? Atau ayahmu tak mengingatmu sebagai anaknya?

Rindu...
Aku begitu rindu akan sosok ayah yang begitu berperan untuk kebahagianku. Ia manusia yang ada di balik kesuksesanku kelak. Pria dewasa yang selalu aku kagumi. Namun, setelah kasih sayangmu kau bagi dengan beberapa orang yang aku benci, rasa kenyamananku mulai surut. Bersanding denganmu seperti seseorang yang bukan aku kenal. Asing. Berbicara pun seperlu dan semaunya saja.

Ayah...
Betapa menjeritnya hati ini terlalu dalam merindukanmu namun tak pernah terungkap. Betapa nelangsanya diriku ingin memilikimu hanya menjadi satu-satunya ayahku, yang takkan terganti. Mungkin tidak ada yang mengetahui bagaimana hati ini selalu memintamu kembali, tapi setidaknya kamu mengerti bahwa aku merindu, merindumu selalu.

Wahai seluruh ayah di mana pun engkau berada, sayangi anak-anakmu terutama anak perempuanmu. Jangan sakiti dia atau pun melukai hatinya. Semua anak menyayangi ayahnya lebih dari kekasihnya namun hanya saja gengsi yang melekat di dirinya terlalu kuat. Ayah, tetaplah menjadi seseorang raja yang selalu ada di hati anak-anakmu. Aku sadari banyak sekali hubungan ayah dan anak perempuannya merenggang hanya karna ia telah remaja. Tapi pahamilah gadis remajamu masih ingin diberi kehangatan, perhatian, cinta kasih yang tulus. Setidaknya ia mendapatkan itu dari pria dewasa yang tidak pernah menyakitinya setelah ia terluka oleh sang kekasih yang tidak sepeduli kamu, ayah.


Apa yang kalian pikirkan tentang cewek gendut? Apakah jelek? Atau tidak menarik? Yaa, sebagian besar cewek gendut dimata cowok tidak menarik bahkan tidak sedikit dari mereka yang menghinanya. Apakah kalian pernah memikirkan seberapa hancurnya hati mereka? Apakah kalian pernah memikirkan jika kalian yang ada di posisi mereka? Banyak sekali bullying yang terjadi mengakibatkan kehancuran hati seseorang.
Wahai kamu para pem-bully, mungkin kamu tidak tau rasanya menjadi seseorang yang kamu bully, kamu tidak tau kesakitan mereka saat kalimat tajammu menusuk dada mereka. Mereka merasakan kehancuran, mereka sangat tidak nyaman akan pernyataanmu, mereka sangat mau dan rendah diri. Apakah yang akan kamu lakukan jika kamu jadi seseorang yang kamu bully? Mem-bully dia kembali atau hanya merasakan sakit itu sendiri? Kamu adalah seseorang yang begitu jahat untuk mereka. Mereka menaruh dendam menyimpan kekecewaan itu sangat apik di dalam hati. Mereka tidak mampu melupakan kamu siapa pun itu yang telah menghina mereka. Walau pun hanya bermaksud sebuah canda tapi itu adalah hinaan sehina-hinanya untuk mereka. Cewek gendut adalah seseorang yang mampu menutupi apa pun. Mereka mampu menutupi kesedihannya, menutupi kekecewaannya dan tetap berusaha berbicara dengan orang yang telah mem-bully­-nya, berusaha tidak membenci.
Cewek gendut adalah seseorang yang selalu ingin berusaha walau gagal. Contohnya diet. Mereka sudah beberapa kali mencoba berbagai macam program diet ya walau pun harus gagal lagi dan lagi. Tapi mereka bukan orang yang dengan mudahnya berputus asa. Mereka mencoba menahan godaan yang selalu ingin makan dan mereka mampu. Walau pun tidak setiap hari mereka lakukan.
Wahai cewek gendut, jangan pernah takut untuk kehabisan stok cowok ganteng, pintar, dan baik untuk pasangan hidupmu kelak. Mungkin memang saat ini kamu belum mempunya seorang “pacar” yang kamu inginkan. Jangan pernah sedih. Karena cowok remaja hanya mencari cewek yang cantik dan langsing untuk dijadikan pacar, tetapi cowok dewasa akan mencari seorang cewek yang pintar, berbudi pekerti, rajin, keibuan, baik, jujur, dewasa, mandiri, untuk dijadikan seorang istri masalah cantik dan langsing itu hanyalah bonus untuk para cowok yang baik. Ketahuilan “pria yang baik akan mendapatkan wanita baik-baik.”

Saya perwakilah cewek gendut dimana pun kalian berada, saya tidak pernah khawatir untuk tidak mendapatkan seorang pendamping. Saya akan menunjukan seberapa sukses saya dengan begitu laki-laki pun akan datang menghampiri. Percayalah.  Cewek gendut tidak lemah, kamu bisa menjadi lebih baik. Dan satu hal tunjukkan pada mereka kamu bisa langsing dan sudah pasti cantik.



Waktu kembali menjadi sesuatu yang selalu disalahkan. Dulu dan sekarang selalu dibandingkan dan selalu berbeda. Dulu bersama sekarang terpisah. Garis pembatas lebih jahat daripada waktu. Garis pembatas lebih kejam memisahkan. Kini garis pembatas itu berada ditengah-tengah dua orang yang mengasihi. Ia dengan cepat hadir dikeduanya. Tidak juga. Bahkan diantara banyak orang. Ia ingin memilikinya sebagaimana mungkin kamu menjadi hanya miliknya.
Dulu selalu ada waktu untuk bersama, selalu ada tema untuk bercerita, selalu ada tawa dalam cela, namun kini hanya membekas di dalam hati. Aku tidak punya waktu lagi untuk bersamamu, aku tidak punya tema untuk bercerita apa pun kepadamu. Seperti asing, seperti bukan kamu. Wajahmu tapi bukan sifatmu. Jauh dari yang aku kenal dulu. Seperti bukan kamu, iya bukan kamu lagi yang hidup ditubuhmu.
Sekiranya kita tidak lagi mempunyai waktu luang, tapi mengapa membangun kebiasaan yang dulu kita lakukan tidak lagi bisa? Mengapa kamu seolah selalu mundur jika aku maju? Apa tidak ada lagi kasih? Apa tidak ada lagi kenyamanan? Apa tidak ada lagi waktu? Apa tidak ada lagi harapan? Untuk seperti dulu lagi.

Kini garis pembatas itu menarikmu dariku, semakin kuat lagi ia menarikmu, semakin jauh dariku. Kini kita benar-benar jauh. Melihatmu pun bukan sepertimu. Ini belum bermula tapi sudah terasa bejalan begitu cepat. Sang garis pembatas menguncimu untuk tidak dimiliki orang lain. Ketahuilah, aku hanya ingin mempunyai waktu bersamamu lagi, aku hanya ingin berbagi cerita denganmu, seperti dulu. Tanpa ada rasa takut, tanpa ada rasa menghindar. Aku hanya ingin seberapa jauh kamu, jadilah dirimu sendiri, bukan manusia baru atau pun menjadi seseorang yang lain. Jadilah diri kamu, diri kamu yang aku sayang. Jaga diri baik-baik kelak waktu dan jarak memisahkan. Dan untuk kamu sang garis pembatas kamu akan merasakan lebih dan lebih dariku, bagaimana rasanya dipisahkan dan kemudian kehilangan.


Setiap seorang ibu kesal dengan seorang ayah, anaklah yang menjadi pelampiasan. Anak yang menjadi bahan omelan. Entah apa masalahnya anaklah yang menjadi bahan makian. Dimarahi tanpa tahu sebabnya, tanpa tahu apa kesalahannya. Pastilah seorang anak tidak menerima perlakuan ibunya itu. Ia membantah dan menjadi lebih keras atas perlakuan yang ia terima.

Bu, kami bukanlah pelampiasan setiap kemarahanmu kepada ayah. Kami anak-anakmu yang semestinya mendapatkan kasih sayang yang sebenarnya. Kami tidak peduli apa masalahmu dengan ayah, kami hanya ingin perlakuan baikmu yang selalu memberi kami kehangatan. Apa salah kami, Bu? Mengapa ibu memarahi kami padahal kesalahan tidak berpihak kepada kami? Mengapa ibu selalu menyalahkan kami? Apa wajah kami selalu mengingatkanmu dengan kesalahan ayah? Atau apa bu? Beri alasan yang jelas untuk kami mengetahuinya. Ibu benci ketika kami membantah ibu, tapi kelakuan ibu sendiri yang membuat kami semakin keras kepala, ibu yang membuat kami membantah, ibu memperlakukan kami dengan hal yang tidak kami suka. Ibu membuat kami tidak betah berada di rumah. Ibu mengisinya dengan kemarahan yang terus menerus. Urusi permasalahan ibu dengan ayah, tanpa melibati kami, tanpa kami yang menjadi korban pelampiasan. Kami memang tidak mengerti perasaanmu sebagai seorang istri, tapi kami akan memahaminya sebagai seorang anak sekaligus sahabat untukmu. Maaf jika ada kelakuan kami yang semakin menyinggung hatimu. Tapi kami hanyalah seorang anak yang selalu ingin diberi kasih olehmu, bu. Engkau adalah ibu, wanita yang kami hormati dan kami cinta, jangan beri kami perlakuan burukmu yang membuat kelakuan kami semakin memburuk. Seorang anak tergantung orang tuanya, bu.

Seorang anak adalah buah kasih, beri contoh terbaik untuknya. Janganlah memakinya, memberi perlakuan kasar jika ia tidak bersalah. Beri senyum kepadanya dalam keadaan hati apa pun. Mereka bukan pelampiasan kemarahanmu. Justru mereka adalah penyemangatmu untuk lanjutkan hidup seperih apa pun itu.



         Akan ada dimana seseorang hadir dalam kehidupanmu, yang baru mau pun yang telah lama engkau kenal. Seseorang itu memberi warna dalam hidupmu, dan bisa disebut dengan kenyamanan. Kenyamanan adalah faktor terpenting dalam segala hal, hubungan mau pun suasana.

         Percayalah hati begitu cepat jatuh kepada seseorang yang mampu membuatmu nyaman. Kamu akan lebih menaruh hati kepadanya, menginginkannya untuk tetep selalu memberi perhatian yang kamu suka. Setiap orang mempunyai cara masing-masing untuk membuat kamu merasa nyaman. Sederhana memang tapi begitu membekas dihati. Percayalah, kenyamanan akan datang setelah kesedihanmu. Akan ada seseorang lain yang mengisi sela dihatimu dan memberikan segala kenyamanan yang kamu rindukan. Semakin lama kenyamanan itu meresap dihati semakin besar pula rasa yang kamu miliki untuknya. Namun kenyamanan itu pun membuat perkara. Kamu harus hati-hati ketika kenyamanan itu menjadi sebuah rasa sayang. Menyayangi seseorang yang membuatmu nyaman bahkan lebih dari seseorang yang menyayangimu sejak lama.

         Dekat, komunikasi lebih, mulai perhatian, timbul rasa rindu, kemudian timbul kenyamanan. Fase itu tak lepas dari banyaknya kisah para pecinta. Banyak hati yang terbelenggu oleh kelalaian kenyamanan. Berhati-hati sebelum kenyamanan merusak apa yang telah dibina selama ini. Kenyamanan adalah rasa yang begitu hangat. Nyaman adalah segala rasa yang dibutuhkan setiap insan. berikan kenyamanan kepada seseorang yang mesti menerimanya.


Manusia bertemu dengan ribuan orang setiap harinya, dan di antara ribuan orang itu pasti ada yang akan menjadi bagian di hidupnya. Datang dan hilang, tampaknya itulah sifat manusia. Aku tidak mengerti mengapa banyak sekali seseorang seperti itu. Ia datang kemudian hilang, meninggalkan jejak di hati. Aku tahu, itu pasti ada sebabnya dan itu hanya sebelah pihak yang mengetahuinya.

Seseorang yang baru akan datang di kehidupan kamu dan menjadi seseorang yang mempunyai arti penting di dalam hidup kamu. Ia memberikan sejuta kebahagian setiap harinya, memberikan sebuah tawa, hingga terbentuk sebuah kenyamanan. Semakin lama semakin dalam rasa itu, semakin merasa bahagia ada di dekatnya. Sesaat tak bersamanya kamu akan merasa lebih hampa, seperti sandal yang hilang salah satunya. Sejauh apa pun dia, matamu akan selalu bisa mendeteksi keberadaannya, memperhatikan setiap tingkahnya. Siapa pun yang pernah datang berkunjung ke hatimu, kamu tidak pernah lepas darinya. Selalu ingin bersamanya.  Membuat hari-hari kecil menjadi lebih istimewa, menjalani kebersamaan, dan serasa semua beban menjadi nikmat ketika kamu bersamanya. Ada harapan ketika kamu menaruh hati lebih dalam lagi kepadanya. Selalu ingin berada di sampingnya, menjadi satu-satunya manusia yang mampu menghapuskan lukanya, dan yang paling utama adalah tidak pernah ingin kehilangannya.

Tetapi, tidak bisa dipungkiri semua yang datang akan hilang, akan pergi. Walau pun janji terucap suci tetapi hati bisa saja merubahnya. Lagi-lagi ini adalah faktor kenyamanan. Menyayangi seseorang seperti apa pun saat ini, belum tentu dikemudian hari akan tetap seperti ini. Ketika seseorang yang teramat kamu sayangi hilang jauh dari hidupmu ketahuilah faktor terbesar ada pada diri kamu yang mungkin ia tidak pernah ingin mengatakan yang sebenarnya. Jauh tersimpan di lubuk hati, merasa pedih saat ia pergi. Hari esok setelah ia menghilang hati selalu merasa kehilangan sosok sepertinya. Melupakan bukan cara terampuh dan termudah. Kamu munafik jika harus memaksa diri kamu terus melupakannya dalam ingatan kamu. Bersikap baik kepadanya walau pun dia terkesan tidak ingin kamu dihidupnya lagi. Menjauhlah perlahan, bersikaplah sepertinya yang hilang begitu cepat dari hidupmu.

Teruntuk seseorang yang telah hilang dari hidupku, hati selalu ingin membangun cerita seperti dulu walau mungkin kamu memiliki manusia baru yang jauh lebih bisa membuatmu bahagia. Aku sadar melupakanmu bukan cara terampuh untuk benar-benar bersikap biasa saja, tapi dengan hadirnya manusia baru pula di hidupku.



Aku percaya akan ada manusia baru yang akan hadir di kehidupanku, entah hari ini, esok, atau nanti. Tetapi yang pasti, seseorang itu akan hadir entah siapa pun mereka. Mereka hadir memberikan kenyamanan atau pun kebahagiaan. Percayalah, titik kenyamanan seseorang bisa saja berubah, mungkin jika saat ini merasa nyaman, esok bisa saja hilang.

Begitu pula dengan hidupmu. Kau akan mendapatkan manusia baru di hidupmu. Mereka mungkin bisa membuatmu lebih bahagia dan lebih merasa nyaman saat kau bersamanya dibanding bersamaku. Tak ada yang abadi, kata itulah yang membuatku sadar akan posisiku tidak akan terus seperti sekarang ini.

Aku yang biasanya jalan berdampingan denganmu, akan ada manusia lain yang berjalan di sampingmu sambil menggenggam tanganmu. Aku yang biasanya menerwakanmu saat kau terjatuh, akan ada manusia baru yang mengulurkan tangannya untuk membantumu berdiri. Aku yang biasanya lebih cepat marah, akan ada manusia baru yang selalu sabar menghadapimu. Aku yang biasanya peduli dalam cuek, akan ada manusia baru yang lebih memedulikanmu secara langsung. Aku yang biasanya mendorong kepalamu saat kau salah namun keras kepala, akan ada manusia baru yang mengelus kepalamu sambil tersenyum. Aku yang biasanya lari mendahuluimu dan berkata lelet, akan ada manusia baru yang merangkulmu berjalan sejajar denganmu. Aku yang biasanya lupa dengan hal spesial, akan ada manusia baru yang membuat hari spesial baru untukmu. Aku yang biasanya telat, akan ada manusia baru yang menunggumu selalu.

Banyak hal yang aku lakukan kepadamu yang bisa ia lakukan lebih baik lagi. Aku tidak ingin menutup kemungkinan jika nanti kau akan merasa lebih nyaman kepadanya karena aku yakin akan ada manusia baru yang kau anggap penting di hidup kamu nanti.

Akan ada manusia baru yang menggantikan posisi seseorang entah dengan status apa pun itu.
Newer Posts
Older Posts

Pemilik Ruang


Halo, selamat datang di Ruang Tenang! Senang mengetahuimu mengunjungi ruanganku, tempat aku melarikan diri dari kegaduhan dunia. Di sini kau akan bertemu sekat-sekat ruang dalam kepalaku yang begitu sesak menjadi untaian kata-kata.

Mari Berteman

Labels

Berdikari Jurnal Karya Teman Hidup

Blog Archive

  • ►  2022 (9)
    • ►  September (1)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  Februari (1)
    • ►  Januari (6)
  • ►  2021 (1)
    • ►  Desember (1)
  • ►  2020 (11)
    • ►  Desember (3)
    • ►  September (2)
    • ►  Juli (1)
    • ►  Maret (1)
    • ►  Februari (1)
    • ►  Januari (3)
  • ►  2019 (5)
    • ►  November (1)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  Juli (1)
    • ►  Februari (2)
  • ►  2018 (5)
    • ►  Juli (2)
    • ►  Juni (1)
    • ►  April (2)
  • ▼  2015 (10)
    • ▼  Agustus (1)
      • Terbiasa
    • ►  Juli (2)
      • Hai Masa Lalu..
      • Pembaharuan Diri
    • ►  Maret (1)
      • Ayah
    • ►  Februari (2)
      • Cewek Gendut
      • Garis Pembatas
    • ►  Januari (4)
      • Pelampiasan Ibu
      • Kenyamanan
      • Datang kemudian Hilang
      • Manusia Baru
  • ►  2014 (3)
    • ►  Desember (1)
    • ►  November (2)


FOLLOW ME @INSTAGRAM





Created with by BeautyTemplates | Distributed by blogger templates