Pembaharuan Diri
Pada akhirnya, kini semuanya menjauh. Apa yang dulu dekat kini sangat jauh karena jarak begitu tebal memisahkan... Memori ingatanmu pun begitu kecil hingga tak mampu mengingat kembali tentang kita. Kamu bukannya tidak mampu, tapi kamu tidak mau.. Biarlah sakit ini yang menemaniku, biarlah kenangan itu yang menjadi bayanganmu. Usah kau pikirkan bagaimana aku tanpamu. Biar ku simpan semua kenangan kita, ucapan manismu, janji-janji yang telah kau ingkari di dalam kardus usang di mana aku menyimpan semua kesakitanku di sana. Hanya aku yang tahu bagaimana sakitnya, hanya aku yang tahu bagaimana hatiku menderita. Sangat menderita..
Biar ku kubur dalam-dalam diriku yang dulu. Diri yang kau benci, diri yang tak mau kau ingat lagi. Aku hanyalah seperti kotak pandora yang tidak boleh dibuka. Aku hanya pecahan kecil dari masa lalumu yang begitu menyesatkan. Aku seperti noda hitam di hidupmu. Begitu jauh kau buang, seperti sampah yang tidak akan kau pungut kembali. Aku tidak akan membencimu, aku tidak akan membalas kekejamanmu, rasa ini masih akan selalu tersimpan untukmu.. Panggillah aku 'si bodoh' yang selalu menyayangimu walau pencampakanmu begitu sakit ku rasa.. Namun, itu belum mampu menghapus semua kenangan indah yang kau buat. Aku akan selalu menanti.. Menanti kehadiranmu lagi di hidupku. Walau.. Itu hanya menjadi harapku.
Aku akan lahir kembali dengan segala pembaharuan di hidupku. Tak peduli kamu akan berkata apa dan menganggap apa. Tak peduli pula jika ada yang mengatakan jika aku berubah. Justru itu lebih baik. Lebih baik aku menjadi baru dan bisa merelakanmu pergi jauh dari hidupku. Aku salah, kita bukanlah magnet. Kita hanyalah dua siluet yang saling berdekatan walau diri kita jauh. Aku menyadarinya ketika kamu bilang, aku tidak pernah ada di dalam hidupmu. Penganggapan yang sangat luar biasa menyakitkan.
Jika jemari ini tidak lagi bisa menggenggam tanganmu, jika tubuh ini tidak lagi bisa kamu lihat, jika mata ini tidak lagi bisa kamu tatap untuk kesekian kalinya, aku memohon maaf. Itu bertanda bahwa aku benar-benar lelah. Benar-benar tidak bisa menantimu lagi.. Aku akan menutup hatiku yang lama dan akan membuka hatiku yang baru..
Aku lemah, sangat lemah jika harus mengingatmu. Maka, aku lebih baik ikuti jejakmu yang melupakanku.. Tapi kamu perlu tahu, bagiku, melupakanmu adalah hal tersulit. Semakin ku mencoba melupakanmu, bayangan di mana ketika kita bersama, bercanda tawa, saling meledek, justru semakin nyata di otakku dan semakin membuatku pilu.
Aku tidak pernah mau membencimu, karena mungkin ini semua telah tersurat di buku tebal yang bernama takdir. Aku harus belajar menerimanya, aku harus belajar tak menentangnya.. Karena aku percaya kamu telah diberikan seseorang yang lebih baik, begitupun aku..
Kini, lepaskan aku, dan aku pun telah melepaskanmu. Aku telah merelakanmu pergi, aku telah siap untuk jauh darimu, aku telah siap kehilanganmu..
0 comment