Datang kemudian Hilang

by - Januari 07, 2015



Manusia bertemu dengan ribuan orang setiap harinya, dan di antara ribuan orang itu pasti ada yang akan menjadi bagian di hidupnya. Datang dan hilang, tampaknya itulah sifat manusia. Aku tidak mengerti mengapa banyak sekali seseorang seperti itu. Ia datang kemudian hilang, meninggalkan jejak di hati. Aku tahu, itu pasti ada sebabnya dan itu hanya sebelah pihak yang mengetahuinya.

Seseorang yang baru akan datang di kehidupan kamu dan menjadi seseorang yang mempunyai arti penting di dalam hidup kamu. Ia memberikan sejuta kebahagian setiap harinya, memberikan sebuah tawa, hingga terbentuk sebuah kenyamanan. Semakin lama semakin dalam rasa itu, semakin merasa bahagia ada di dekatnya. Sesaat tak bersamanya kamu akan merasa lebih hampa, seperti sandal yang hilang salah satunya. Sejauh apa pun dia, matamu akan selalu bisa mendeteksi keberadaannya, memperhatikan setiap tingkahnya. Siapa pun yang pernah datang berkunjung ke hatimu, kamu tidak pernah lepas darinya. Selalu ingin bersamanya.  Membuat hari-hari kecil menjadi lebih istimewa, menjalani kebersamaan, dan serasa semua beban menjadi nikmat ketika kamu bersamanya. Ada harapan ketika kamu menaruh hati lebih dalam lagi kepadanya. Selalu ingin berada di sampingnya, menjadi satu-satunya manusia yang mampu menghapuskan lukanya, dan yang paling utama adalah tidak pernah ingin kehilangannya.

Tetapi, tidak bisa dipungkiri semua yang datang akan hilang, akan pergi. Walau pun janji terucap suci tetapi hati bisa saja merubahnya. Lagi-lagi ini adalah faktor kenyamanan. Menyayangi seseorang seperti apa pun saat ini, belum tentu dikemudian hari akan tetap seperti ini. Ketika seseorang yang teramat kamu sayangi hilang jauh dari hidupmu ketahuilah faktor terbesar ada pada diri kamu yang mungkin ia tidak pernah ingin mengatakan yang sebenarnya. Jauh tersimpan di lubuk hati, merasa pedih saat ia pergi. Hari esok setelah ia menghilang hati selalu merasa kehilangan sosok sepertinya. Melupakan bukan cara terampuh dan termudah. Kamu munafik jika harus memaksa diri kamu terus melupakannya dalam ingatan kamu. Bersikap baik kepadanya walau pun dia terkesan tidak ingin kamu dihidupnya lagi. Menjauhlah perlahan, bersikaplah sepertinya yang hilang begitu cepat dari hidupmu.

Teruntuk seseorang yang telah hilang dari hidupku, hati selalu ingin membangun cerita seperti dulu walau mungkin kamu memiliki manusia baru yang jauh lebih bisa membuatmu bahagia. Aku sadar melupakanmu bukan cara terampuh untuk benar-benar bersikap biasa saja, tapi dengan hadirnya manusia baru pula di hidupku.

You May Also Like

0 comment