Ayah
Pria dewasa yang selalu ingin anaknya bahagia. Pria dewasa yang tidak ingin menyakiti anak perempuannya. Pria dewasa yang selalu terlihat tegar dan kokoh di depan anak-anaknya. Pria dewasa yang selalu memberi apa yang bisa ia beri untuk anaknya. Pria dewasa yang selalu menjadi payung dikala hujan, menjadi kuda-kudaan untuk membuat anaknya tertawa bahagia, menjadi tukang ojek gratis yang siap sedia, selalu mengerti keadaan hati anaknya, mendukung apa pun hobi anaknya, menjadi pria nomor satu di hati anak perempuannya. Dan satu hal yang begitu menonjol dari sang ayah, yaitu ‘pengorbanan’.
Ayah.. begitu banyak peran yang
dilakukannya. Tujuannya hanya satu, “membuat anak-anaknya bahagia.” Mungkin
yang aku tangkap dari semua peran ayah adalah itu. Itu yang paling tepat
menggambarkan tujuannya sebagai seorang ayah. Pernahkah kalian melihat tetesan
air mata jatuh di pipi sang ayah? Pernahkah kalian diperlakukan kasar oleh sang
ayah? Pernahkah kalian membuat hati sang ayah begitu hancur karenamu? Pernahkah
kalian mengucap maaf? Pernahkah kalian menjadikan ayah istimewa di hati kalian?
Pernahkah kalian menjaga jarak dengan ayah?
Manusia satu ini penuh dengan
berbagai cara untuk membuat anaknya yang menangis menjadi tidak menangis lagi.
Ayah tahu betul bagaimana cara mengatasinya, bagaimana sikap dan sifat
anak-anaknya, walau pun ia jarang berada di rumah. Ayah lebih peka jika seorang
anaknya mengalami perubahan entah itu apa, ia pasti merasakannya. Ayah selalu
memberikan solusi terbaik, memberikan pengarahan terbaik dengan kata-kata bijak
yang terlontar dari bibirnya, ayah selalu mendukung apa pun minat dan hobi
anak-anaknya.
Kerja keras seorang ayah tidak
tergantikan oleh apa pun. Banting tulang demi menafkahi istri dan anak-anaknya.
Tidak pernah meminta balasan apa pun, melihat anaknya bahagia dan sukses itu
pun salah satu kebahagian untuknya. “Lakukanlah selama itu yang kamu suka,
selagi bermanfaat dan itu yang terbaik.” Kalimat itu yang terlontar saat kamu
meminta saran akan kemana kamu melanjutkan pendidikan. Tapi ayah selalu
mendukungmu dan tidak ada satu kata pun yang menjurus untuk melarangmu.
Anak perempuan kebanyakan lebih
dekat dengan ayahnya, itu karena mereka berpikir setidaknya ada satu pria yang
tidak akan menyakitinya dan selalu menjaganya, yaitu ayah. Pria baik hati yang
selalu menjaga sang putri dimana pun ia berada. Bercanda tawa dengan gadis
remajanya yang pernah dibilang oleh orang-orang sebagai istrinya. Biasanya anak
perempuan kesayangan ayah selalu mempunyai hobi yang sama dengan ayahnya. Seperti
bangun dini hari untuk menonton sepak bola kebanggaan masing-masing. Atau seperti
ikut ayah ke gor untuk bermain bulutangkis bersama, atau mungkin balap sepeda
dengannya. Ayah rela bangun pagi untuk mengantarkan anaknya ke sekolah walau
baru tadi malam ia pulang kerja. Ayah rela mengantar anaknya kemana pun ia mau.
Jalan jauh pun ia tempuh demi melihat lengkungan senyum di bibir anak-anaknya.
Tapi, apakah kamu bisa bayangkan
jika ayah tak lagi di sisimu? Atau ayahmu membagi waktu dengan anak orang lain
yang ia kasihi? Atau pergi meninggalkan semua kenangan yang amat indah? Atau ayahmu
tak mengingatmu sebagai anaknya?
Rindu...
Aku begitu rindu akan sosok ayah yang begitu berperan untuk
kebahagianku. Ia manusia yang ada di balik kesuksesanku kelak. Pria dewasa yang
selalu aku kagumi. Namun, setelah kasih sayangmu kau bagi dengan beberapa orang
yang aku benci, rasa kenyamananku mulai surut. Bersanding denganmu seperti
seseorang yang bukan aku kenal. Asing. Berbicara pun seperlu dan semaunya saja.
Ayah...
Betapa menjeritnya hati ini terlalu dalam merindukanmu namun
tak pernah terungkap. Betapa nelangsanya diriku ingin memilikimu hanya menjadi
satu-satunya ayahku, yang takkan terganti. Mungkin tidak ada yang mengetahui
bagaimana hati ini selalu memintamu kembali, tapi setidaknya kamu mengerti
bahwa aku merindu, merindumu selalu.
Wahai seluruh ayah di mana pun
engkau berada, sayangi anak-anakmu terutama anak perempuanmu. Jangan sakiti dia
atau pun melukai hatinya. Semua anak menyayangi ayahnya lebih dari kekasihnya
namun hanya saja gengsi yang melekat di dirinya terlalu kuat. Ayah, tetaplah
menjadi seseorang raja yang selalu ada di hati anak-anakmu. Aku sadari banyak
sekali hubungan ayah dan anak perempuannya merenggang hanya karna ia telah
remaja. Tapi pahamilah gadis remajamu masih ingin diberi kehangatan, perhatian,
cinta kasih yang tulus. Setidaknya ia mendapatkan itu dari pria dewasa yang
tidak pernah menyakitinya setelah ia terluka oleh sang kekasih yang tidak
sepeduli kamu, ayah.
1 comment
:(
BalasHapus