Ayah

by - Maret 04, 2015



Pria dewasa yang selalu ingin anaknya bahagia. Pria dewasa yang tidak ingin menyakiti anak perempuannya. Pria dewasa yang selalu terlihat tegar dan kokoh di depan anak-anaknya. Pria dewasa yang selalu memberi apa yang bisa ia beri untuk anaknya. Pria dewasa yang selalu menjadi payung dikala hujan, menjadi kuda-kudaan untuk membuat anaknya tertawa bahagia, menjadi tukang ojek gratis yang siap sedia, selalu mengerti keadaan hati anaknya, mendukung apa pun hobi anaknya, menjadi pria nomor satu di hati anak perempuannya. Dan satu hal yang begitu menonjol dari sang ayah, yaitu ‘pengorbanan’.

Ayah.. begitu banyak peran yang dilakukannya. Tujuannya hanya satu, “membuat anak-anaknya bahagia.” Mungkin yang aku tangkap dari semua peran ayah adalah itu. Itu yang paling tepat menggambarkan tujuannya sebagai seorang ayah. Pernahkah kalian melihat tetesan air mata jatuh di pipi sang ayah? Pernahkah kalian diperlakukan kasar oleh sang ayah? Pernahkah kalian membuat hati sang ayah begitu hancur karenamu? Pernahkah kalian mengucap maaf? Pernahkah kalian menjadikan ayah istimewa di hati kalian? Pernahkah kalian menjaga jarak dengan ayah?

Manusia satu ini penuh dengan berbagai cara untuk membuat anaknya yang menangis menjadi tidak menangis lagi. Ayah tahu betul bagaimana cara mengatasinya, bagaimana sikap dan sifat anak-anaknya, walau pun ia jarang berada di rumah. Ayah lebih peka jika seorang anaknya mengalami perubahan entah itu apa, ia pasti merasakannya. Ayah selalu memberikan solusi terbaik, memberikan pengarahan terbaik dengan kata-kata bijak yang terlontar dari bibirnya, ayah selalu mendukung apa pun minat dan hobi anak-anaknya.

Kerja keras seorang ayah tidak tergantikan oleh apa pun. Banting tulang demi menafkahi istri dan anak-anaknya. Tidak pernah meminta balasan apa pun, melihat anaknya bahagia dan sukses itu pun salah satu kebahagian untuknya. “Lakukanlah selama itu yang kamu suka, selagi bermanfaat dan itu yang terbaik.” Kalimat itu yang terlontar saat kamu meminta saran akan kemana kamu melanjutkan pendidikan. Tapi ayah selalu mendukungmu dan tidak ada satu kata pun yang menjurus untuk melarangmu.

Anak perempuan kebanyakan lebih dekat dengan ayahnya, itu karena mereka berpikir setidaknya ada satu pria yang tidak akan menyakitinya dan selalu menjaganya, yaitu ayah. Pria baik hati yang selalu menjaga sang putri dimana pun ia berada. Bercanda tawa dengan gadis remajanya yang pernah dibilang oleh orang-orang sebagai istrinya. Biasanya anak perempuan kesayangan ayah selalu mempunyai hobi yang sama dengan ayahnya. Seperti bangun dini hari untuk menonton sepak bola kebanggaan masing-masing. Atau seperti ikut ayah ke gor untuk bermain bulutangkis bersama, atau mungkin balap sepeda dengannya. Ayah rela bangun pagi untuk mengantarkan anaknya ke sekolah walau baru tadi malam ia pulang kerja. Ayah rela mengantar anaknya kemana pun ia mau. Jalan jauh pun ia tempuh demi melihat lengkungan senyum di bibir anak-anaknya.

Tapi, apakah kamu bisa bayangkan jika ayah tak lagi di sisimu? Atau ayahmu membagi waktu dengan anak orang lain yang ia kasihi? Atau pergi meninggalkan semua kenangan yang amat indah? Atau ayahmu tak mengingatmu sebagai anaknya?

Rindu...
Aku begitu rindu akan sosok ayah yang begitu berperan untuk kebahagianku. Ia manusia yang ada di balik kesuksesanku kelak. Pria dewasa yang selalu aku kagumi. Namun, setelah kasih sayangmu kau bagi dengan beberapa orang yang aku benci, rasa kenyamananku mulai surut. Bersanding denganmu seperti seseorang yang bukan aku kenal. Asing. Berbicara pun seperlu dan semaunya saja.

Ayah...
Betapa menjeritnya hati ini terlalu dalam merindukanmu namun tak pernah terungkap. Betapa nelangsanya diriku ingin memilikimu hanya menjadi satu-satunya ayahku, yang takkan terganti. Mungkin tidak ada yang mengetahui bagaimana hati ini selalu memintamu kembali, tapi setidaknya kamu mengerti bahwa aku merindu, merindumu selalu.

Wahai seluruh ayah di mana pun engkau berada, sayangi anak-anakmu terutama anak perempuanmu. Jangan sakiti dia atau pun melukai hatinya. Semua anak menyayangi ayahnya lebih dari kekasihnya namun hanya saja gengsi yang melekat di dirinya terlalu kuat. Ayah, tetaplah menjadi seseorang raja yang selalu ada di hati anak-anakmu. Aku sadari banyak sekali hubungan ayah dan anak perempuannya merenggang hanya karna ia telah remaja. Tapi pahamilah gadis remajamu masih ingin diberi kehangatan, perhatian, cinta kasih yang tulus. Setidaknya ia mendapatkan itu dari pria dewasa yang tidak pernah menyakitinya setelah ia terluka oleh sang kekasih yang tidak sepeduli kamu, ayah.

You May Also Like

1 comment