Terbiasa

by - Agustus 24, 2015

Tak bisa dipungkiri bahwa hidup dimulai dari sebuah nama yaitu ‘terbiasa’. Dari hal-hal kecil yang sering dilakukan setiap hari hingga menjadi sebuah kebiasaan. Seperti terbiasa sarapan di pagi hari, terbiasa berjalan kaki, terbiasa makan menggunakan sendok atau hal lain yang tidak pernah kau sadari. Dari hal kecil pasti akan tumbuh sesuatu yang besar. Ya, itu sudah mutlak. Seperti terbiasa berbicara baik dan bergaul dengan teman yang baik. Maka, perilakumu pun akan terbawa baik.

Seperti terbiasa bersama dia, dia yang kau kasihi. Terbiasa menghabiskan waktu dengannya hingga kau tak mampu melepas dia. Terbiasa mengeluh kepadanya hingga kau tak terarah jika tanpanya. Terbiasa memeluknya hingga kau selalu merasa sepi ketika ia tak ada di sampingmu. Terbiasa bercanda tawa dengannya hingga kau merasa kosong jika tak bersama dia. Terbiasa berjalan berdampingan berdua hingga kesedihan menerpamu saat kau berjalan sendiri tanpa seorang pun di sisi. Terbiasa chatting dengannya hingga kau merasa gelisah ketika tak ada greeting darinya. Terbiasa menatapnya hingga kau selalu mencarinya di muka umum. Terbiasa bercerita dengannya tentang apa pun yang terjadi denganmu hingga kau tak tahu lagi harus bercerita dengan siapa ketika telingannya tak sanggup mendengar semua cerita-ceritamu.

Sungguh, keterikatan ‘terbiasa’ sangat membekas di hidup setiap orang. Apa yang telah menjadi kebiasaan sulit untuk dihilangkan. Seperti menghilangkannya dari hati dan hidupmu. Namun, terkadang banyak sekali yang mengharuskan semuanya dihilangkan. Banyak sekali latar belakang yang mengharuskanmu mengganti kebiasaan itu. Entah objek atau pun subjeknya.

Lagi-lagi hidup adalah terbiasa. Jika sesuatu itu mengharuskanmu menghilangkan kebiasaan itu, maka kau harus membiasakan dirimu tanpa dia. Membiasakan hidupmu yang dulu penuh tentangnya kini tidak sama sekali ada tentangnya. Membiasakan harimu yang dulu berwarna karenanya kini kau harus membiasakan harimu gelap tanpanya. Kau harus membiasakan dirimu tanpa dirinya, tanpa tentangnya, tanpa senyumnya, tanpa suaranya, tanpa cerita hidupnya, tanpa bayangan masalalu dengannya, tanpa bayangan wajahnya, tanpa tulisan darinya, tanpa canda tawanya, tanpa pelukannya, tanpa dia dan harus bisa.

Kebiasaan itu akan muncul jika kau tanpa sengaja telah menggantinya dengan sosok yang baru. Percaya atau tidak, hatimu dengan cepat menjawab iya.

You May Also Like

0 comment