Meramu Tahun Baru Supaya Tak Lagi Semu

by - Januari 06, 2020



Aku mengembuskan napas lega. Akhirnya 2019 berakhir dan aku masih tetap bertahan. Meski kutahu, aku tidak sepenuhnya bisa bernapas lega, karena masih banyak hal di depan yang aku tidak tahu yang aku harus hadapi. Tapi paling tidak, aku tahu bahwa apa yang harus aku lakukan di depan nanti. Bagaimana menghadapi ini, menghadapi itu. Aku sudah banyak belajar dan latihan di tahun lalu.

Persiapanku cukup matang, cukup rapi dan cukup siap untuk menghadapi segala kendala yang sudah menunggu di sana. Aku tidak berekspektasi tahun ini akan mudah, aku hanya membuat kemungkinan bisa melewatinya jauh lebih besar karena kesiapan yang telah kulakukan sebelumnya. Demi tidak ada lagi aku yang terpuruk dan hanya meratapi kesedihan serta kegagalanku. Karena itu hanyalah jebakan. Itu hanyalah lubang perangkap.

Aku mempersiapkan diriku dari hal kecil, seperti membereskan kamar dan mendekorasi ulang kamar indekosku. Awalnya cukup sulit dan memusingkan mau kuapakan ruangan sempit ini dengan peralatan yang cukup banyak? Akhirnya aku mencoba untuk membuang dan membawa pulang barang-barang yang tidak begitu sering aku gunakan. Baju-baju yang berwarna mencolok atau yang jarang kupakai, kutaruh di rumah. Kamar indekosku kini jauh lebih rapi dan lega.

Selain itu, aku pun membuat bullet journal, agar segala kegiatanku tersusun rapi dan tidak ada yang terlewat. Tahun lalu, aku sangat kacau, hingga banyak sekali jadwal terlewat dan akhirnya aku keteteran sendirian. Pusing. Lelah juga. Bawaannya hanya ingin tidur dan tidak mau ngapa-ngapin, sedangkan tugas semakin menumpuk. Journal ini sangat membantuku dan memudahkanku dalam melalui hari-hari. Membuatku lebih fokus juga pada sesuatu yang ingin kulakukan kemhdian kutuju.

Aku mulai menulis kembali, ya seperti ini contohnya.
Aku menantang diriku untuk menulis blog setiap hari, tentang ide-ide liarku atau hanya berupa catatan harian atau curahan perasaan yang masih mengendap di palung kalbu. Aku sadar, seorang penulis seharusnya menulis. Setiap saat dan tak ada hentinya. Tidak peduli bagaimana suasana hatinya. Negatif atau positif, senang atau sedih, ya tulis saja. Apa pun itu. Tulis.

Baiklah, aku sedikit memaksa diriku. Karena aku sering lalai dan abai, terlalu dimanjakan oleh diriku. Dan itu menyesatkan. Aku memaksa diriku untuk menaruh barang ke tempat semula dengan segera, tidak menggeletakkannya begitu saja setelah menggunakannya. Karena itu salah satu kebiasaan burukku yang harus sekali kuubah. Harus. Dengan paksaan, aku sedikit bergerak. Hari perhari lama kelamaan menjadi kebiasaan, kemudian jadi melakukan tanpa dipikirkan.

Di tahun ini, aku menyempilkan harapan kecil; aku di kelilingi manusia-manusia baik, berenergi positif, lebih bahagia, sehat fisik dan mental, serta lebih giat belajar.
Paling tidak aku mau perubahan di dalam diriku yang lebih baik, menjadi manusia yang lebih manusia lagi dari sebelumnya. Aku antusias sekali untuk melewati hari-hari, melakukan peranku yang telah Tuhan tentukan bagaimana jalan ceritanya.

Tidak melulu untukku, aku juga meminta kawan-kawanku bisa pulih dan lebih baik dari sebelumnya di tahun ini. Pergerakkan-pergerakkan mereka yang meski kecil akan mendapatkan ganjaran. Karena aku percaya, setiap usaha yang kita lakukan, sekecil apa pun itu, memiliki balasannya tersendiri.

Jangan bosan menjadi orang baik,
Jangan mengharap balas dari kebaikan yang kita usahakan

T u l u s

Nanti jalanmu dipermulus.

You May Also Like

0 comment