Shindi
Febrianik gadis kelahiran 01 Maret 2001. Dia adalah narasumber pertama saya. Pada
06 Januari 2018 saya mewawancarainya di Kedai Moo Nyusu. Saya mengatakan
kepadanya bahwa dia adalah pilihan yang hidupnya menarik untuk saya ulas
menurut saya. Tapi dia tidak percaya, dia mengatakan bahwa tidak ada yang
menarik dari hidupnya kemudian saya tertawa. Bukan karena meremehkannya, tapi
karena lucu melihatnya bahkan tidak menyadari kelebihannya sendiri, ia hanya
tahu apa-apa yang kurang dalam hidup dan dirinya.
Dia adalah
anak semata wayang dari pengemudi online
dan penjual ayam bakar. Saya melihat kegigihannya serta keceriaannya di setiap
hari kebetulan dia adalah adik kelas saya. Dalam penuh tekanan, dia selalu
membantu ibunya dan mengatakan bahwa itu sudahlah kewajibannya sebagai anak. Meski
hobinya sering kali dianggap hal yang tidak penting, tapi ia selalu berusaha
dan selalu mengembangkannya. Ia gemar bahasa Inggris dan ingin mempelajarinya
lebih dalam lagi. Di samping mengidolakan One Direction, ia sambil terus menggali
potensinya dalam berbahasa Inggris, mencuri-curi waktu.
Saya sedikit
memberinya masukan untuknya agar lebih giat dan termotivasi untuk melangkah
maju serta tidak merasa sendirian dalam melakukan perubahan yang positif. Hingga
suatu waktu saya temui dia lagi dan bertanya bagaimana kabarnya, dia menjawab
lebih baik. Dia juga mengatakan bahwa orang tuanya sudah mendukungnya untuk
mempelajari bahasa Inggris lebih dalam dan memberi waktu luang untuknya. Saya senang
bisa bermanfaat, saya senang mengenalnya.
Hal yang dapat
diambil darinya adalah kebaktiannya pada orang tua. Membantu orang tua dan
berusaha meredam dirinya.
Terima kasih
telah menginspirasi.