Di Balik Anak Broken Home
Bicara tentang anak broken
home tidak lepas dari kenakalan remaja. Anak broken
home juga dikaitkan dengan pergaulan bebas. Masyarakat memberikan label yang mengerikan. Bahkan, masih banyak masyarakat di luar sana yang beranggapan bahwa anak broken home hanya bisa memberikan masalah, terlibat dalam masalah, dan bermasalah. Pernah suatu waktu aku membaca balasan seseorang di snapgram yang berkata bahwa anak broken home tidak bisa bahagia dan hidupnya hanya dikelilingi kebencian? Iyakah? Bukannya yang mengatakan itu yang hidupnya dikelilingi kebencian?
Memang, memang banyak anak broken home yang terlibat dalam kenakalan-kenakalan. Tapi, tidak sedikit juga yang setelah itu bergegas memperbaiki dirinya. Tiap individu berhak memilih menjalankan hidupnya seperti apa. Tiap individu juga memiliki respons yang berbeda akan permasalahan yang dihadapinya. Siapa kita yang berhak menghakimi dan mengikutcampuri kehidupan seseorang?
Memang, memang banyak anak broken home yang terlibat dalam kenakalan-kenakalan. Tapi, tidak sedikit juga yang setelah itu bergegas memperbaiki dirinya. Tiap individu berhak memilih menjalankan hidupnya seperti apa. Tiap individu juga memiliki respons yang berbeda akan permasalahan yang dihadapinya. Siapa kita yang berhak menghakimi dan mengikutcampuri kehidupan seseorang?
Broken home mungkin kata yang mengerikan untuk sebagian orang. Atau bukan hanya kata, tapi korban broken home juga terlihat mengerikan. Mungkin karena hidupnya yang berantakan, mungkin karena hidupnya yang dililiti permasalahan, apa pun itu. Tapi, ketahuilah banyak sekali kelebihan secara tak
terlihat dalam diri anak broken home. Mereka itu tangguh, mereka itu kuat, mereka itu berani, mereka mampu
bertahan di kondisi yang tidak memungkinkan demi memperjuangkan hodupnya, mengukir kebahagiaan baru yang akan lahir.
Meski ada sebagian anak broken home yang
menyerah dengan keadaan, memilih mengakhiri hidupnya secara tragis. Bukan karena mereka tak kuat iman, bukan karena mereka berlebihan. Tapi, mereka tak miliki pegangan, mereka sendirian, mereka ketakutan, mereka terlalu lelah, mereka tidak didengarkan, mereka tidak memiliki sumber penguat di hidup ini. Tidak ada yang berusaha mengerti.
Sedikit berbagi, aku mempunyai teman yang sebagian
besar anak broken home. Awalnya, sebelum mereka bercerita mengenai hidupnya, aku berpikir bahwa mereka bahagia, hidup enak, dan jauh dari kesedihan. Rupanya aku salah setelah aku tahu pengalaman hidup mereka masing-masing. Tapi mereka
masih bisa tersenyum, tertawa seolah-olah tidak ada masalah, mereka mampu
menyembunyikan segala kesakitan. Ya, begitulah hidup; sawang-menyawang.
Dari cerita teman-temanku, bisa kusimpulkan sedikit penyebab broken home
tidak jauh dari kesibukan kedua orang tua, orang tua yang bercerai, orang tua
yang tidak perhatian, orang tua yang di ambang perceraian, satu orang tua yang
meninggal dan orang tua lain menikah lagi atau mungkin sibuk dengan
pekerjaannya, anak yang kesepian, orang tua yang selalu bertengkar, ayah yang
meninggalkan pergi, perselingkuhan.
Pahamilah, si anak hanya membutuhkan
perhatian. Itu semua urusan kalian para orang tua yang bermasalah. Ambil jalan
terbaik, mereka sebagai anak tidak berhak mencampuri. Tapi orang tua yang baik
adalah orang tua yang konsisten. Walaupun sudah bercerai tapi harus selalu siap
menjadi orang tua utuh jika anak membutuhkan.
Di balik anak broken home, mereka sesungguhnya mempunyai kemampuan lebih. Mereka mampu bertahan, mereka kuat, mereka bisa mengatasinya sendiri. Anak
broken home punya berbagai cara untuk menutupi kesedihannya dan sebisa mungkin
orang lain tidak mengetahui seberapa sakit mereka. Bercanda tawa itu cara
terampuh untuk mereka. Merangkul orang lain padahal dalam hati ia selalu ingin
dirangkul. Anak broken home punya kemauan untuk bertahan menlanjutkan hidup
walau sebagian kecil dari mereka ada yang salah memilih jalan.
Ketahuilah para orang tua, anak
lebih sakit melihat orang tuanya bertengkar dibanding seorang istri yang
diselingkuhi. Anak lebih berpengaruh buruk melihat adu mulut orang tua. Anak lebih
trauma melihat kelakuan binatang kedua orang tuanya. Anak lebih menderita.
Jika seorang anak lebih betah berada
diluar rumah, lebih nyaman bersama temannya, lebih menghabiskan waktu untuk
bersenang-senang, lebih malas belajar, tanyakan pada diri kalian para orang
tua, apa yang salah dari kalian? Sudahkah kalian berperan aktif untuk anak? Anak
lebih peka jika merasakan kehilangan kasih sayang.
Aku, perwakilan dari korban broken
home hanya ingin mengatakan, jadilah orang tua yang utuh untuk setiap anak
tidak peduli apa masalah kalian. Mereka darah daging kalian, yang semestinya
mendapatkan hak kasih sayang, perhatian, dan kepedulian khusus. Mereka telah
terluka lebih dari kalian yang dilukai oleh pasangan kalian masing-masing. Orang
tua adalah contoh terbaik untuk anak, tapi jika kalian tidak bisa memberikan
contoh yang baik, kalian bukanlah orang tua yang menjalankan kewajiban dengan
semestinya. Mereka butuh kalian, rangkul mereka saat raut wajahnya berubah.
Ayah, ibu, siapapun kalian, air mata selalu jatuh dari matanya tiap malam. Mereka menumpahkannya hanya untuk melegakan sedikit kesesakkan didalam dada. Mereka tidak ingin ada yang mengetahui seberapa sakitnya mereka. Mereka masih memikirkan kebahagiaan orang lain, kebahagian kalian dihari tua. Ayah, ibu, mereka telah berjanji akan membahagian kalian kelak.
Ayah, ibu, siapapun kalian, air mata selalu jatuh dari matanya tiap malam. Mereka menumpahkannya hanya untuk melegakan sedikit kesesakkan didalam dada. Mereka tidak ingin ada yang mengetahui seberapa sakitnya mereka. Mereka masih memikirkan kebahagiaan orang lain, kebahagian kalian dihari tua. Ayah, ibu, mereka telah berjanji akan membahagian kalian kelak.
0 comment