twitter facebook instagram pinterest linkedin

Sky Cantiki

Menulis untuk hidup




Hai masa lalu...
Tidak, aku hanya ingin menyapa. Berdebukah kau? Maaf aku semakin jarang mengunjungimu. Aku disibukkan dengan masa kini dan impian masa depan. Tenang saja, aku takkan melupakanmu. Aku hanya mungkin akan jarang menengokmu.

Hai masa lalu...
Aku hanya ingin menyapa. Terimakasih pernah ada. Terimakasih pernah menjadi bagian perjalananku. Sedih pun bahagia kisahmu menjadi penguat langkahku di masa kini. Bukankah masa kini adalah hasil rentetan perjalanan masa lalu? Maka itu aku berterimakasih.

Hai masa lalu...
Aku pernah jatuh, aku pernah sakit hati. Tapi sudah kusimpan semua cerita dalam sebuah kotak kenangan, yang kunamakan masa lalu. Ya kamu. Ruangmu mungkin kini gelap, aku pasti akan sering kembali melihat ruangmu, namun hanya sebentar. Aku takkan lama-lama, sekedar melihat lagi seperti apa jalan yang kulalui dulu agar aku bisa belajar lagi jika saja masa kiniku aku lupa atau mungkin lalai menjaga langkah.

Hai masa lalu...
Lihatlah aku bagaimana aku di masa kiniku? Bagaimana menurutmu? Semoga kau bangga. Sebab apa pun yang kucapai adalah karena semua pelajaran di masa lalu begitu membekas dan mampu membentukku.

Hai masa lalu...
Mari berdamai. Aku akan belajar mendewasa. Menjadi lebih tangguh di masa kini sebagai penguat langkahku dan pemantap kisahku di masa depan.
Semoga...


(Herlina Ummu Raqil)



Pada akhirnya, kini semuanya menjauh. Apa yang dulu dekat kini sangat jauh karena jarak begitu tebal memisahkan... Memori ingatanmu pun begitu kecil hingga tak mampu mengingat kembali tentang kita. Kamu bukannya tidak mampu, tapi kamu tidak mau.. Biarlah sakit ini yang menemaniku, biarlah kenangan itu yang menjadi bayanganmu. Usah kau pikirkan bagaimana aku tanpamu. Biar ku simpan semua kenangan kita, ucapan manismu, janji-janji yang telah kau ingkari di dalam kardus usang di mana aku menyimpan semua kesakitanku di sana. Hanya aku yang tahu bagaimana sakitnya, hanya aku yang tahu bagaimana hatiku menderita. Sangat menderita..

Biar ku kubur dalam-dalam diriku yang dulu. Diri yang kau benci, diri yang tak mau kau ingat lagi. Aku hanyalah seperti kotak pandora yang tidak boleh dibuka. Aku hanya pecahan kecil dari masa lalumu yang begitu menyesatkan. Aku seperti noda hitam di hidupmu. Begitu jauh kau buang, seperti sampah yang tidak akan kau pungut kembali. Aku tidak akan membencimu, aku tidak akan membalas kekejamanmu, rasa ini masih akan selalu tersimpan untukmu.. Panggillah aku 'si bodoh' yang selalu menyayangimu walau pencampakanmu begitu sakit ku rasa.. Namun, itu belum mampu menghapus semua kenangan indah yang kau buat. Aku akan selalu menanti.. Menanti kehadiranmu lagi di hidupku. Walau.. Itu hanya menjadi harapku.

Aku akan lahir kembali dengan segala pembaharuan di hidupku. Tak peduli kamu akan berkata apa dan menganggap apa. Tak peduli pula jika ada yang mengatakan jika aku berubah. Justru itu lebih baik. Lebih baik aku menjadi baru dan bisa merelakanmu pergi jauh dari hidupku. Aku salah, kita bukanlah magnet. Kita hanyalah dua siluet yang saling berdekatan walau diri kita jauh. Aku menyadarinya ketika kamu bilang, aku tidak pernah ada di dalam hidupmu. Penganggapan yang sangat luar biasa menyakitkan.

Jika jemari ini tidak lagi bisa menggenggam tanganmu, jika tubuh ini tidak lagi bisa kamu lihat, jika mata ini tidak lagi bisa kamu tatap untuk kesekian kalinya, aku memohon maaf. Itu bertanda bahwa aku benar-benar lelah. Benar-benar tidak bisa menantimu lagi.. Aku akan menutup hatiku yang lama dan akan membuka hatiku yang baru..

Aku lemah, sangat lemah jika harus mengingatmu. Maka, aku lebih baik ikuti jejakmu yang melupakanku.. Tapi kamu perlu tahu, bagiku, melupakanmu adalah hal tersulit. Semakin ku mencoba melupakanmu, bayangan di mana ketika kita bersama, bercanda tawa, saling meledek, justru semakin nyata di otakku dan semakin membuatku pilu.

Aku tidak pernah mau membencimu, karena mungkin ini semua telah tersurat di buku tebal yang bernama takdir. Aku harus belajar menerimanya, aku harus belajar tak menentangnya.. Karena aku percaya kamu telah diberikan seseorang yang lebih baik, begitupun aku..

Kini, lepaskan aku, dan aku pun telah melepaskanmu. Aku telah merelakanmu pergi, aku telah siap untuk jauh darimu, aku telah siap kehilanganmu..
Newer Posts
Older Posts

Pemilik Ruang


Halo, selamat datang di Ruang Tenang! Senang mengetahuimu mengunjungi ruanganku, tempat aku melarikan diri dari kegaduhan dunia. Di sini kau akan bertemu sekat-sekat ruang dalam kepalaku yang begitu sesak menjadi untaian kata-kata.

Mari Berteman

Labels

Berdikari Jurnal Karya Teman Hidup

Blog Archive

  • ►  2022 (9)
    • ►  September (1)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  Februari (1)
    • ►  Januari (6)
  • ►  2021 (1)
    • ►  Desember (1)
  • ►  2020 (11)
    • ►  Desember (3)
    • ►  September (2)
    • ►  Juli (1)
    • ►  Maret (1)
    • ►  Februari (1)
    • ►  Januari (3)
  • ►  2019 (5)
    • ►  November (1)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  Juli (1)
    • ►  Februari (2)
  • ►  2018 (5)
    • ►  Juli (2)
    • ►  Juni (1)
    • ►  April (2)
  • ▼  2015 (10)
    • ►  Agustus (1)
    • ▼  Juli (2)
      • Hai Masa Lalu..
      • Pembaharuan Diri
    • ►  Maret (1)
    • ►  Februari (2)
    • ►  Januari (4)
  • ►  2014 (3)
    • ►  Desember (1)
    • ►  November (2)


FOLLOW ME @INSTAGRAM





Created with by BeautyTemplates | Distributed by blogger templates